• English
  • Bahasa Indonesia

Herwyn Minta Perbedaan Pilihan dalam Pemilu Tak Ceraikan Bangsa Indonesia

Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda dalam Dialog Politik dan Demokrasi bertajuk Implementasi Nilai Marhainisme dalam Bingkai Demokrasi Negara Indonesia Menuju Pemilu 2024, di Denpasar, Bali, Minggu (29/10/2023).

Denpasar, Badan Pengawas Pemilihan Umum – Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda mengungkapkan bahwa perbedaan pilihan dan sikap dalam pemilu adalah hal yang lumrah. Namun, diharapkan perbedaan itu tidak memecah belah kesatuan bangsa Indonesia. Sebab, pada dasarnya tujuan pemilu adalah mencapai masyarakat yang demokratis, adil dan makmur.

“Kalau pemilu nanti, karena kita satu keluarga (bangsa Indonesia), bisa saja berbeda pilihan, berbeda sikap, bisa ada gesekan. Diharapkan kita semua menjadikan persoalan sikap perbedaan itu tidak (membuat kita) tercerai berai,” ujar Herwyn dalam Dialog Politik dan Demokrasi bertajuk Implementasi Nilai Marhainisme dalam Bingkai Demokrasi Negara Indonesia Menuju Pemilu 2024, Minggu (29/10/2023).

Herwyn menggambarkan bangsa sebagai sebuah keluarga yang di dalamnya bisa terdapat perbedaan sikap dan pilihan. Namun, kata dia, keluarga tersebut harus memiliki semangat gotong royong untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis menuju masyarakat adil dan makmur.

Dia menegaskan, dalam proses pemilu, setiap orang memiliki kemerdekaan yang tidak boleh diintervensi oleh siapa pun. “Karena ini bukan persoalan siapa yang kita pilih. Kalau ada persoalan berbeda sikap dan ada gesekan, hendaknya itu dianggap sebagai anugerah dari Tuhan yang harus kita hargai dan hormati,” sambung Herwyn.

Ia mengingatkan bahwa pesan itu juga pernah disampaikan oleh Proklamator Soekarno dalam konteks penyelenggaraan pemilu pertama di Indonesia. Dia menekankan, siapa pun yang terpilih dalam pemilu, tujuannya adalah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Pemilu hendaknya mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa dalam berkompetisi di Pemilu 2024.

Hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari sosok Bung Karno yang senantiasa mendorong persatuan dan kesatuan bangsa meski harus berkompetisi dalam Pemilu 1955. Dalam beberapa pamflet yang berhasil ditemukan dalam kampanye Pemilu 1955, Bung Karno pernah mengatakan bahwa, “Pemilihan Umum jangan menjadi tempat pertempuran perjuangan kepartaian yang dapat memecah belah persatuan bangsa Indonesia.

Herwyn menyerukan agar peserta pemilu dan pendukungnya untuk menciptakan suasana yang sejuk dan damai, jangan ada konflik yang mengarah pada perpecahan bangsa

Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa Soekarno juga pernah menggelorakan semangat pengawasan pemilu sejak Pemilu 1950. Herwyn mengisahkan hal itu disampaikan Sukarno pada 21 Februari 1949 di Bangka.

“Bung Karno menyatakan bahwa untuk dibentuk organisasi yang memimpin dan mengawasi pemungutan suara. Namun kita tahu konteksnya bahwa pemilu bukan hanya saat pemungutan suara namun keseluruhan tahapan pemilu,” tegasnya.

Editor: Hendi Purnawan
Fotografer: Jaka Fajar Nugraha

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu