Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum — Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menegaskan komitmen Bawaslu untuk memperkuat kapasitas generasi muda, khususnya kader organisasi kemahasiswaan. Ia menekankan, kualitas demokrasi sangat bergantung pada kemampuan generasi muda memahami proses berpikir dan dinamika pengambilan keputusan.
“Bawaslu berkomitmen memperkuat kapasitas generasi muda karena kualitas demokrasi sangat bergantung pada kemampuan mereka memahami proses berpikir dan dinamika pengambilan keputusan,” ujar Ketua Bawaslu Rahmat Bagja dalam Advanced Training Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Jakarta, Senin (1/12/2025) malam.
Bagja mengingatkan, silaturahmi adalah fondasi penting dalam membangun jejaring pengawasan dan partisipasi publik. Ia menilai kemampuan menjaga hubungan dan membangun jaringan merupakan modal yang harus dimiliki generasi muda jika ingin berperan aktif dalam memperkuat demokrasi.
“Silaturahmi jangan terputus. Jaringan itu penting untuk menjaga nilai, memperkuat komitmen kebangsaan, dan memastikan kita tetap terhubung dalam kerja-kerja kebaikan. Jejaring yang dibangun hari ini akan menjadi kekuatan kalian di masa depan,” ujarnya.
Bagja menekankan, setiap kader memiliki dua potensi besar dalam dirinya, yaitu potensi merusak dan potensi memperbaiki. Menurutnya, kualitas demokrasi tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan, tetapi juga oleh cara generasi muda mengelola emosi, tanggung jawab, serta peran mereka dalam organisasi.
“Tinggal pilih mau berada di sisi yang memperbaiki atau justru merusak. Semua bergantung pada bagaimana kalian memanfaatkan pengetahuan, mengelola diri, dan menjaga kejujuran dalam setiap langkah,” tegasnya.
Bagja menyoroti kemampuan komunikasi lintas kalangan yang dimiliki para kader organisasi kepemudaan. Ia menyebut, kemampuan tersebut adalah kekuatan strategis yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong pengawasan partisipatif dan memperkuat keterlibatan publik dalam proses demokrasi.
“Kader organisasi kepemudaan punya kehebatan: mudah berkomunikasi dengan siapa saja. Itu kekuatan besar jika digunakan untuk kebaikan, membangun dialog yang sehat, dan memperkuat demokrasi. Kemampuan ini harus menjadi alat untuk merangkul, bukan menjauhkan,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Bawaslu berharap generasi muda tidak hanya memahami dinamika pengawasan pemilu, tetapi juga mampu membangun karakter kepemimpinan yang berintegritas dan bertanggung jawab. Bagja menegaskan bahwa generasi muda harus menjadi bagian dari kekuatan perbaikan karena masa depan demokrasi Indonesia sangat ditentukan oleh kualitas pemikiran dan tindakan mereka.
Fotografer: Jaka Fajar N.
Editor: Dey