Semarang, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin mengatakan, kerja pengawas Bawaslu bantu Indonesia menemukan pemilu pas bagi Indonesia. Karena menurutnya, pemilu Indonesia masih dalam bentuk mencari teknis yang tepat. "Bukan yang bagus, tetapi kita mencari pemilu yang cocok," katanya di Semarang, Senin (14/10/2019).
Koordinator Divisi Pengawasan dan Sosialisasi Bawaslu ini melanjutkan, pemilu yang cocok itu bisa memfasilitasi seluruh kebudayaan lokal dan kebiasaan masyarakat Indonesia. Namun, teknis penyelenggaraan pemilu juga mengikuti perkembangan teknologi informasi.
Afif menegaskan, sepanjang penyelenggaraan Pemilu 2019, pengawasan Bawaslu berhasil membantu hakim Mahkamah Konstitusi dalam memutuskan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU).
"Program kita, awasi-cegah-tindak berhasil meningkatkan jumlah pemantau pemilu, mencegah kebisingan politik di media sosial, operasi tangkap tangan dugaan politik uang, dan menjadi pertimbangan MK," ujarnya.
Dalam kegiatan Evaluasi dengan Eksternal Bawasu: Evaluasi Pemilu 2019, Menyongsong Pilkada 2020 yang diselenggarakan oleh Bawaslu Jawa Tengah, Afif menyampaikan kepentingan mengevaluasi Pemilu 2019. "Bukan hanya evaluasi untuk proyeksi. Tapi juga memperbaiki teknis penyelenggaraan," terangnya.
Selain itu, mantan Koordinator Nasional Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) ini juga mengingatkan, evaluasi bukan hanya dalam mempersiapkan pengawasan Pilkada 2020. Evaluasi juga bertujuan untuk membantu revisi UU Pemilu yang akan lebih memunculkan ciri khas Indonesia.
"Kita ingin mengevaluasi dan di evaluasi, agar bisa mendapatkan pandangan utuh, baik dari internal Bawaslu, juga dari masyarakat," pintanya.
Editor: Ranap THS