• English
  • Bahasa Indonesia

Bawaslu Mendengar Organisasi Mahasiswa, Lolly Minta Keterlibatan Aktif Mahasiswa Awasi Pemilu

Bawaslu Mendengar edisi bersama Akademisi dan Organisasi Mahasiswa menampung berbagai masukan dan saran untuk Bawaslu dalam mengawasi Pemilu Serentak 2024 di Jakarta, Kamis (16/6/2022) (Foto: Publikasi dan Pemberitaan Bawaslu RI)
Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum- Bawaslu kembali menggelar agenda Bawaslu Mendengar dengan melibatkan akademisi dan organisasi mahasiswa. Dalam forum ini, Anggota Bawaslu Lolly Suhenty pun menyampaikan pentingnya keterlibatan mahasiswa secara aktif untuk ikut mengawasi pemilu bersama Bawaslu.
 
"Kehadiran mahasiswa dalam mengawal jalannya pemilu itu sangat berguna keberadaannya selain masyarakat secara umum," kata Lolly dalam agenda Bawaslu Mendengar bersama akademisi dan organisasi masyarakat, di Jakarta, Rabu (16/6/2022).
 
Kehadiran mahasiswa mengawal dan mengawasi proses jalannya pemilu penting adanya ungkap Lolly, dikarenakan keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh Bawaslu. Dia mencontohkan misal dalam pelaksanaan pemungutan suara, pengawas  Tempat Pemungutan Suara (TPS) hanya diampu oleh satu orang per-TPS.
 
 
Belum lagi dia melanjutkan, pengawas TPS harus mengawal proses rekapitulasi suara, sehingga dalam teknis pelaksanaannya, masih banyak mengalami kekurangan. "Maka kehadiran dan partisipasi masyarakat yang terdiri banyak unsur dengan salah satunya ada mahasiswa di dalamnya guna mengawasi pemilu, jadi sangat penting," tegasnya. 
 
Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu itu mengungkapkan, upaya Bawaslu menggaet peran pemuda, khususnya mahasiswa sudah berlangsung lama. Semisal dia mencontohkan, Bawaslu mengadakan sekolah kader pengawas partisipatif (SKPP) untuk mencetak kader yang mempunyai dedikasi, keterampilan, dan berintegritas tentunya akan terpenuhi. 
 
Selain itu untuk di ranah akademis, Bawaslu telah menyelenggarakan lomba debat hukum pemilu bagi mahasiswa yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai kepemiluan dan penegakan hukum pemilu. 
 
"Jadi setiap event pemilu, Bawaslu selalu melakukan refleksi dan evalusi hasil pengawasan. Nah peran anak muda khususnya mahasiswa, jadi titik awal Bawaslu terus melakukan sosialisasi pemilu," ungkapnya. 
 
Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Ahsanul Minan menyatakan, saat ini masyarakat dihadapkan dengan sikap skeptis terhadap proses demokrasi, sehingga proses partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu menjadi tidak maksimal. 
 
 
Hal tersebut, Minan menegaskan, justru membuat proses demokrasi tidak sehat. Sehingga peran aktif mahasiswa sebagai salah satu unsur masyarakat dalam proses mengawal pesta demokrasi menjadi penting. Dan upaya Bawaslu bekerjasama dengan mahasiswa mengawal proses demokrasi akan membentuk trust building
 
"Apa yang sudah Bawaslu dan kampus lakukan akan membentuk trust building di masyarakat," tuturnya. 
 
Dalam sesi diskusi, Muhammad Ahsan salah satu mahasiswa dari Universitas Trisakti mempertanyakan mengapa mahasiswa harus dijadikan pelopor dan diikutsertakan menjadi pengawas yang notabene mahasiswa seharusnya jauh dari ranah politik. Oleh karena itu dia menyarankan agar Bawaslu tidak saja hanya menyasar dunia perkuliahan, tetapi juga terjun ke ranah masyarakat. 
 
Sementara Faisal Amir dari Universitas Al Azhar justru mendukung penuh peran serta mahasiswa dalam membantu Bawaslu melakukan pengawasan. "Pelibatan masyarakat khususnya mahasiswa dalam pengawasan pemilu itu menurut saya akan jauh lebih efektif," pungkasnya.
 
Editor dan Foto : Reyn Gloria
 
 
Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu