• English
  • Bahasa Indonesia

Delegasi GNEJ dari Taiwan, AS, dan Meksiko Diskusikan Perjuangan Keseteraan Gender dalam Pemilu

Hakim Majelis Tinggi Pengadilan Pemilu Meksiko Mónica Aralí Soto Fregoso saat memberikan pandangannya dalam dalam diskusi bertajuk Tantangan Terhadap Kesetaraan Gender dan Perlindungan Hak Pemilu yang Efektif dalam forum General Network on Election Justice (GNEJ) di Bali, Jumat 1 April 2022/Foto: Pemeberitaan dan Publikasi Bawaslu RI

Bali, Badan Pengawas Pemilihan Umum -  Tiga delegasi General Network on Election Justice (GNEJ) berdiskusi soal kesetaraan gender dalam pemilu di negaranya masing-masing yakni di Taiwan, Amerika Serikat (AS), dan Meksiko. Ada berbagai persepsi mengenai keterpilihan perempuan dalam tren keterpilihan.

Direktur Pengawasan Kongres Warga Taiwan James menceritakan proporsi politisi Taiwan di parlemen terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

"Bahkan di Taiwan persentase legislator wanita adalah yang tertinggi di Asia," katanya dalam diskusi bertajuk Tantangan Terhadap Kesetaraan Gender dan Perlindungan Hak Pemilu yang Efektif, Jumat (1/4/2022) di Bali.

James menjelaskan legislator perempuan di tingkat regional yang awalnya 9,6 persen, dan saat ini menjadi  33,54 persen. Sementara itu, ditingkat nasional dari 13 persen saat ini mencapai 55 persen.

"Kita juga memiliki presiden perempuan pertama (Tsai Ing Wen) dan juga menjadi pemimpin wanita pertama di partainya. Dia juga menjadi presiden wanita pertama yang dipilih kembali," jelasnya.

Baca juga: Delegasi Afrika Selatan dan Prancis dalam Forum GNEJ Sampaikan Keadilan Pemilu sebagai Kunci Demokrasi 

Penasihat Senior Global atas Gender the International Foundation for Electoral Systems (IFES) Regina Waugh proporsi wanita di legislatif AS masih kurang proporsi jumlah wanitanya. "Padahal ada dalam undang-undang Amerika  bahwa negara harus melakukan tindakan-tindakan untuk menghilangkan diskriminasi terhdap perempuan dalam bidang politik dan memastikan mendapatkan kesempatan yang sama dalam hal pemilihan," ujarnya.

"Perjuangan kita masih panjang," imbuh dia memberi penegasan.

Menurut data yang dia himpun, hanya terdapat 26 persen anggota parlemen wanita di dunia, lalu 21 persen wanita yang menjadi menteri, dan hanya 26 persen perempuan hingga tahun 2021 yang pernah menjadi kepala negara di dunia. "Kesenjangan gender semakin memburuk sejak tahun 2020. Hanya 2,4 persen," ujarnya.

Baca juga: Regional Asia GNEJ, Dewi Paparkan Wewenang Investigasi Bawaslu Beserta Kendalanya

Mónica Aralí Soto Fregoso, Hakim Majelis Tinggi Pengadilan Pemilu Meksiko, Ketua Observatorium Kesetaraan Gender GNEJ menyebutkan guna mendukung kesetaraan gender, Mahkamah Pemilu di Meksiko membuat keputusan di 15 provinsi di Mexico yang akan melakukan pemilihan, disana partai politik harus mencalonkan 7 wanita dari 15 calon.

"Hanya saja biasanya masyarakat tidak memilih wanita karena mereka tidak mempercayai wanita dengan pandangan yang sama dengan laki-laki," ujarnya.

Editor: Ranap THS

Fotografer: Bhakti Satrio

 

Direktur Pengawasan Kongres Warga Taiwan James
Penasihat Senior Global atas Gender the International Foundation for Electoral Systems (IFES) Regina Waugh
Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu