• English
  • Bahasa Indonesia

Mantan Panwaslu LN Cerita Dampak Pandemik, Pemilu Korsel Hadirkan Partisipasi Tinggi

Ani Nigeriawati mantan Panwaslu Seoul, Korea Selatan saat bercerita dalam Silaturahmi dan Diskusi Melalui Daring Sahabat Bawaslu Luar Negeri bertajuk: Adaptasi Pengawas Pemilu di Era Pandemik, Sabtu 16 Mei 2020/Foto: Humas Bawaslu RI

Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Jajaran pimpinan Bawaslu berdiskusi bersama mantan pengawas pemilu luar negeri (panwaslu LN) yang bertugas pada Pemilu 2019. Dalam diskusi itu, mantan Panwaslu LN tersebut menceritakan pengalaman mereka tentang pelaksanaan pemilu di negara tempat mereka menetap saat ini.

Ani Nigeriawati mantan Panwaslu Seoul bercerita, Korea Selatan (Korsel) tetap percaya diri melaksanakan pemilu di tengah ancaman pandemik covid-19, sebab sejak awal dukungan terhadap penangan kesehatan dan protokol kesehatan selama pandemik cukup baik.

Hal itu terbukti, lanjut Ani, saat masa Pandemik Korsel berhasil melaksanakan pemilu dengan tingkat partisipasi tinggi berdasarkan jumlah pemilih yang besar apabila dibandingkan 25 tahun sebelumnya.

"Menarik, justru di masa pandemik jumlah mereka yang memilih lebih tinggi daripada sebelumnya," jelas Ani dalam Silaturahmi dan Diskusi Melalui Daring Sahabat Bawaslu Luar Negeri ; Adaptasi Pengawas Pemilu di Era Pandemik, Sabtu (16/5/2020).

Ani menambahkan, pemilu di Korsel menggunakan empat metode. Pertama, bagi yang tidak bisa datang ke TPS misalnya karena kondisinya tidak sehat bisa memilih voting (pencoblosan) dari rumah, lalu dikirim melalui metode pos yang dilakukan pada akhir Maret.

"Akhir Maret 'home voting' sudah mulai dilakukan," ujarnya.

Kedua, 'early voting' sebagai pemilihan yang dilakukan lebih awal sebelum dilaksanakannya pemilu yaitu pada 10 sampai 11 April. "Metode ini memberikan kesempatan bagi pemilih yang tidak bisa datang pada hari pelaksanaan dan mereka yang mengambil early voting jumlahnya tinggi," ujarnya.

Ketiga, pelaksanaan pada hari pemilihan menurutnya petugas menggunakan protokol yang ketat seperti menjaga jarak minimal satu meter. Setelah memilih, pemilih tidak mencelupkan jarinya ke tinta melainkan akan difoto sebagai bukti telah menggunakan hak pilihnya.

Keempat, pemilihan bagi pasien covid-19 tetap dilakukan di rumah sakit tempat pasien dirawat, agar mengakomodir hak untuk memberikan suara. "Pemerintah Korsel mempersiapkan bilik suara di rumah sakit dan petugas pemilihan datang menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap," katanya.

Ani menjelaskan, berdasarkan informasi dari panitia pemungutan suara Korsel, tidak ditemukan masyarakat yang menggunakan hak pilihnya terkena covid-19 saat pencoblosan. "Luar biasa, itu karena protokol kesehatan yang sangat ketat," katanya.

Indonesia, sebut dia, jika ingin tetap melanjutkan pemilihan kepala daerah pada 9 Desember 2020, jika menggunakan metode konvensional yaitu orang datang ke TPS itu tetap bisa dilakukan. Hanya saja, perlu menguatkan protokol ketat, sehingga pemilih bisa menaati aturan kesehatan.

"Kalau belajar pemilu di Korsel punya modal kuat dalam penangan dan pencegahan covid-19, kemudian protokol yang ketat," ujarnya.

Zezen Zainal Mutaqi, mantan Panwaslu Los Angles pun yakin metode konvensional tetap bisa dilaksanakan di Indonesia, hanya saja perlu dipikrkan kembali agar protokol kesehatannya tetap terjaga. "Metode konvesional masih bisa digunakan di Indonesia," ujar dia.

Justru, jika menggunakan pos seperti di Amerika Serikat bakal sulit dilakukan di Indonesia pasalnya Indonesia terdiri dari banyak pulau. "Saya tidak tahu jika menggunakan pos, apakah infrastrukturnya telah menunjang," imbuh Zezen.

Sependapat dengan Zezen, Mulyoto Pangestu, mantan Panwaslu Melbourne menyebutkan, metode konvensional masih bisa dilakukan di Indonesia hanya saja waktunya perlu dibuat lebih longgar.

"Mengadakan pemilu secara konvensional di Indonesia masih memungkinkan, sepanjang waktunya diberi kelonggaran dan jumlah pemilih dibatasi," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Abhan berterimakasih kepada mantan Panwaslu LN karena telah berbagi cerita dan kisah bagaimana penanganan covid-19 di negara tempat mereka tinggal saat ini. Juga, bagaimana negara tersebut melaksanakan pemilu di tengah pandemik saat ini.

"Terima kasih kepada sahabat Bawaslu semua, berdiskusi dengan kawan-kawan panwaslu LN bisa menjadi khasanah pengetahuan bagi kami," tutup Abhan.

Editor: Ranap THS
Fotografer: Robi Ardianto

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu