Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum – Anggota Bawaslu Totok Hariyono turut menghadiri perayaan Natal komunitas Kristen pengawas pemilu seluruh Indonesia. Dalam sambutannya, Totok mengingatkan, perbedaan pendapat dalam demokrasi adalah keniscayaan. Untuk itu, Bawaslu harus menghidupi semangat Natal dalam keseharian agar terhindar dari perpecahan.
“Seandainya khotbah dari pendeta kita (Bawaslu) diaktualisasikan dalam keseharian, semangat Natal akan membuat tidak ada lagi pertengkaran, karena perbedaan pendapat adalah dinamika yang harus kita terima sebagai keniscayaan,” ujar Totok dalam perayaan Natal Keluarga Besar Bawaslu di Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Dia mengapresiasi terselenggaranya peringatan kelahiran Yesus Kristus yang diinisiasi umat Kristen pengawas pemilu dari Bawaslu, Bawaslu provinsi, dan Bawaslu kabupaten/kota itu. Totok mengaku merasakan suasana haru dan syahdu mendengarkan persembahan lagu dari pengisi acara tersebut.
Dia berharap seluruh jajaran Bawaslu menerima berkat Tuhan dan menggunakannya untuk kerja-kerja demokrasi. “Kalau kita Bersatu, Indonesia bisa jadi lebih baik dan Bawaslu akan menjadi pengawal demokrasi dan pembebas semua. Selamat Natal dan menyambut Tahun Baru,” pungkas Totok.
Komunitas Kristen Bawaslu menggelar perayaan Natal 2026 dengan mengangkat tema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga.” Dalam ibadah Natal tersebut, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, yang bertindak sebagai pengkhotbah, Darwin Darmawan menyampaikan, integritas, moralitas, dan kemurnian orang Kristen dimulai dari keluarga. Ia mengatakan, demokrasi dan negara akan lebih baik jika umat Kristen meneladani Yusuf dan Maria yang bertindak berdasarkan kehendak Tuhan.
“Jangan berharap negara bebas korupsi, jangan berharap Bawaslu bisa menciptakan pemilu yang demokratis kalau kita (umat Kristen di Bawaslu) tidak bisa mengontrol habitus kecil dimulai dari keluarga,” kata Darwin dalam khotbahnya.
Foto: Bintang
Editor: BSW