Bogor, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar meminta peserta sekolah kader berani mengawasi dan memantau praktik kecurangan yang dilakukan peserta pemilu. Sebab sebagai alumni Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif Angkatan Kedua Tahun 2019, peserta harus berani melaksanakan tanggung jawab moril dalam melakukan pengawasan partisipatif.
Baca juga: Dewi: Bawaslu Perlu Lakukan Riset Penanganan Pelanggaran Pidana Pemilu
Koordinator Divisi Hukum, Data, dan Informasi Bawaslu ini menyatakan melakukan pengawasan bukan hal mudah dan beresiko, sehingga diperlukan keberanian. ”Kalau Anda siap menjadi pengawas pemilu, Anda siap memberikan hidup anda kepada demokrasi,” tutur Fritz saat menutup Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif Angkatan Kedua Tahun 2019 di Bogor, Selasa (8/10/2019) malam.
Fritz mengungkapkan sudah menjadi hal umum jika lembaga tidak senang ketika diawasi. Maka menurutnya, peserta perlu berani dalam melakukan pengawasan partisipatif dan mengaplikasikan bekal ilmu kepemiluan yang didapat dari sekolah ini.
“Untuk mendukung demokrasi pemilu lebih baik, kewenangan Bawaslu perlu diperluas dan ideal. (Dari perspektif) ketatanegaraan untuk membuat Indonesia lebih baik. Itu adalah tanggung jawab kita," tuturnya.
Baca juga: Bagja Harap Peserta Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif Serap Banyak Ilmu
Lebih lanjut Fritz mengungkapkan, sebenarnya manajerial teknis pengawasan tidaklah sulit. Namun, dia beranggapan panjangnya proses pemilu yang harus diawasi menjadikan pengawasan menjadi rumit. Untuk itu, dirinya mengungkapkan perlunya pelibatan masyarakat dalam melakukan pengawasan.
“Internalisasi bahwa pengawas adalah bagian dari masyarakat untuk membuat demokrasi pemilu jadi lebih baik, jujur, dan adil,” tutupnya.
Editor : Reyn Gloria