Kupang, Nusa Tenggara Timur - Anggota Bawaslu Lolly Suhenty menilai penguatan kelembagaan yang digelar Bawaslu seluruh Indonesia merupakan salah satu upaya untuk serap aspirasi, masukan dan kritik dari stakeholder Bawaslu. Forum ini, kata Lolly, dihadiri oleh Komisi II DPR, pemantau pemilu, organisasi masyarakat, akademisi dan mahasiswa.
"Penguatan kelembagaan merupakan salah satu upaya evaluasi yang dilakukan antara bawaslu dengan stakeholder. Evaluasi untuk perkuat kemajuan demokrasi di indonesia," katanya saat membuka Rapat Penguatan Kelembagaan Bawaslu Provinsi Nusa Tenggara Timur, di Kupang, Kamis, (11/9/2025).
Koordinator divisi partisipasi dan hubungan masyarakat ini menjelaskan, penguatan kelembagaan yang dilakukan saat ini merupakan momentum yang tepat. Sebab, kata Lolly bersamaan dengan upaya penyelenggara pemilu bersama stakeholder terkait melakukan revisi undang-undang pemilu dan pemilihan.
"Kami harap akan lahir gagasan, ide maupun pemikiran dari forum ini. Maka penguatan kelembagaan sangat penting dan tidak boleh dilewatkan. Manfaatkan waktu untuk diskusi dan tukar pikiran dengan baik," tuturnya.
Selain itu, Lolly memberi apresiasi kepada Bawaslu Provinsi NTT beserta stakeholder terkait yang telah bekerja dengan baik. Salah satunya, kata Lolly, berhasil menekan terjadinya konflik pada pesta demokrasi. Dalam IKP pemilu dan pemilihan 2024, NTT berada di posisi lima dengan kategori rawan tinggi.
"Ini membuktikan mitigasinya sudah berjalan dengan baik. Data dan informasi dalamIndeks Kerawanan Pemilu (IKP) bisa dijadikan sebagai landasan untuk menekan terjadinya kerawanan pada pemilu maupun pemilihan," ungkapnya.
Editor: Reyn Gloria
Foto: Hendi Poer