Yogyakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Puadi menekankan pentingnya pemanfaatan data analitis untuk memperkuat fungsi pencegahan dini dalam pengawasan pemilu. Menurutnya, pengawasan modern tidak lagi menunggu pelanggaran terjadi, melainkan memanfaatkan data untuk membaca potensi dan memetakan kerawanan sejak awal.
Puadi menjelaskan, arah pengelolaan data dan informasi Bawaslu akan diarahkan untuk mendukung pengambilan keputusan cepat dan berbasis bukti. Melalui konsep Pusat Kecerdasan Pengawasan Pemilu (Election Intelligence Center), Bawaslu berupaya mengubah pola kerja dari reaktif menjadi prediktif, agar tindakan pengawasan dapat dilakukan sebelum pelanggaran muncul.
“Tujuannya bukan hanya menemukan pelanggaran, tetapi mencegah sebelum terjadi,” ujarnya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Data dan Informasi Bawaslu Tahun 2025 Gelombang II, bertajuk mewujudkan Bawaslu yang berintegritas melalui dukungan teknologi informasi yang terpercaya di Yogyakarta, Senin (27/10/2025).
Ia menilai, keberhasilan transformasi digital tersebut tidak hanya ditentukan oleh sistem teknologi, tetapi juga oleh kesiapan sumber daya manusia (SDM) pengawas pemilu di seluruh tingkatan. Literasi data dan kemampuan analisis dianggap sebagai kunci agar teknologi benar-benar memberi manfaat bagi pengawasan.
“Sistem secanggih apa pun tidak akan berarti tanpa SDM yang menguasai cara berpikir berbasis data,” kata Puadi.
Dalam kesempatan itu, Puadi juga menekankan pentingnya sinergi antara Bawaslu pusat dan daerah dalam membangun ekosistem data yang terintegrasi. Ia berharap rakornas ini dapat memperkuat koordinasi lintas wilayah, sehingga seluruh proses pengawasan dan penanganan pelanggaran dapat terhubung dalam satu jejaring informasi yang solid.
Menurutnya, kolaborasi menjadi fondasi bagi terwujudnya sistem pengawasan yang adaptif, terbuka, dan mampu merespons dinamika pemilu secara cepat. “Sinergi pusat dan daerah adalah langkah kunci menuju tata kelola data pengawasan yang terhubung dan dapat diandalkan,” tambahnya.
Melalui penguatan kapasitas bertema data dan sistem informasi ini, Bawaslu menargetkan terbentuknya model pengawasan pemilu berbasis kecerdasan data yang berfungsi sebagai sistem peringatan dini bagi demokrasi yang lebih berintegritas.
Fotografer: Nofiar
Editor: Dey