Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum – Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda mengingatkan umat Kristen pengawas pemilu untuk bekerja berlandaskan iman, data, dan cinta kasih. Dia mengatakan, hal itu berdasarkan teladan yang diberikan oleh orang tua Yesus, Yusuf dan Maria.
“Kita, komunitas pengawas pemilu melakukan tugas untuk bangsa dan negara berdasarkan iman, basis data, dan cinta kasih,” ujar Herwyn dalam sambutannya pada perayaan Natal Keluarga Besar Bawaslu di Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Ia menjabarkan, dengan bekerja berdasarkan iman, seorang pengawas pemilu akan memiliki integritas. Artinya, kata dia, iman menjadikan perbuatan seseorang akan sama dengan pikiran dan perkataannya, yaitu perbuatan yang benar. “Seperti disampaikan Firman Tuhan Matius 5 : 37, ‘katakan ya jika ya, dan tidak jika tidak. Selain dari itu, datang dari si jahat (iblis)’,” kutip Herwyn.
Selanjutnya, kata dia, pengawas pemilu harus bekerja berlandaskan pengetahuan dan data. Dengan demikian, ujarnya, pengawas tidak bertindak secara reaktif, yaitu mengambil langkah hanya jika menemukan kesalahan dan pelanggaran. Dia menegaskan, pengawas pemilu harus bekerja dengan mempertimbangkan manajemen risiko, potensi kegagalan, dan menyiapkan rencana tambahan.
Kemudian, dia menambahkan, umat Kristen di lingkungan Bawaslu harus bekerja berdasarkan cinta kasih. Herwyn menyatakan, pengawas pemilu harus menunjukkan kasih kepada keluarga, bangsa, dan Tuhan. “Kalau tidak berdasarkan kasih, sulit dilakukan, karena tugas kita berat. Kita sering disalahkan, di sisi lain, wewenang kita berpotensi disalahgunakan,” kata Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Diklat Bawaslu itu.
Dia menambahkan, dalam melakukan tugas pengawasan pemilu, pengawas berpotensi melakukan kesalahan. Namun, dia mengingatkan, kesalahan tersebut sebaiknya tidak menjadi alasan untuk tetap berada pada kondisi yang salah. Sebaliknya, lanjut Herwyn, kesalahan harus menjadi bahan untuk melakukan evaluasi kritis dan introspeksi. “Kesalahan itu menjadi refleksi kita sebagai pengawas pemilu, sebagai komunitas kecil,” tambahnya.
Komunitas Kristen Bawaslu menggelar perayaan Natal 2026 dengan mengangkat tema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga.” Dalam ibadah Natal tersebut, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, yang bertindak sebagai pengkhotbah, Darwin Darmawan menyampaikan, integritas, moralitas, dan kemurnian orang Kristen dimulai dari keluarga. Ia mengatakan, demokrasi dan negara akan lebih baik jika umat Kristen meneladani Yusuf dan Maria yang bertindak berdasarkan kehendak Tuhan.
“Jangan berharap negara bebas korupsi, jangan berharap Bawaslu bisa menciptakan pemilu yang demokratis kalau kita (umat Kristen di Bawaslu) tidak bisa mengontrol habitus kecil dimulai dari keluarga,” kata Darwin dalam khotbahnya.
Foto: Bintang